Curug
Nangka lokasinya berjarak + 15 km dari jantung Kota Bogor, berada pada
ketinggian + 750 mdpl, dan letaknya ber-dekatan dengan wana wisata bumi
perke-mahan Sukamantri. Panorama disekitar curug ini masih sangat alami dan
segar. Suara gemericik air menambah sejuknya suasana. Sangat menarik sekali
untuk dikunjungi.
Curug
Nangka, merupakan salah satu curug andalan Kabupaten Bogor disamping Curug
Luhur dan Curug Cilember. Hal ini dapat terlihat dari foto-foto peta wisata
yang menampilkannya dan disandingkan dengan kedua curug tersebut pada pintu
masuk kelokasi.
Menuju
kelokasi Curug Nangka bukanlah hal yang sulit, jalan yang beraspal meskipun
kecil namun mulus mengakibatkan kendaraan bergardan rendahpun sah-sah aja
dibawa menuju lokasi ini. Sarana angkutan umum juga tersedia
“Angkutannya
mudah sekali, mulai dari terminal Sukasari kita sudah bisa mencarter mobil
angkutan kota, ” Kata Eko Supriyadi salah seorang pengunjung saat di temui
HIMPALAUNAS.COM, di sebuah warung tempat ia menginap. Minggu (6/12) lalu.
Tarif
masuknya juga tergolong murah Hanya Rp 7500,- perorang, kalau menginap Rp
12.500,- Rupiah saja.
Soal
penginapan tidak usah khawatir, kalau tidak membawa tenda warung-warung di
sekitar lokasi juga menyediakan penginapan secara gratis.
Dari
papan penunjuk lokasi wisata Curug Nangka terlhat bahwa ada curug lain yang
terletak berdekatan dengan curug ini, yang dinamakan Curug Kawung.
Disamping
itu, terdapat pula bumi perkemahan yang sering digunakan oleh para pencinta
alam menghabiskan malam-malamnya dengan mendirikan tenda-tenda beserta api
unggun.
Letak
Curug Nangka itu sendiri tidaklah terlalu jauh dari pintu masuk, namun
lokasi-nya yang cukup tersembunyi, bisa dimungkinkan terlewatkan saat
dikunjungi.
“Waktu
pertama kali mengunjungi lokasi ini saya menyangka telah mengunjungi dan
melihat Curug Nangka, padahal air terjun yang saya lihat pertama sebenarnya
adalah Curug Kawung, ” Tambah Eko.
Karena
memang Lokasi Curug Kawung ini terletak dibagian hulu dari Curug Nangka.
Perjalanan menuju Curug Kawung cukup melelahkan karena selain licin oleh hujan
atau lembab juga jalan setapak yang dilalui memiliki kontur naik-turun.
Meskipun
demikian Curug Kawung terletak dilokasi yang cukup terbuka sehingga lebih aman
bila sewaktu-waktu terjadi air bah.
Berbeda
dengan Curug Kawung, lokasi Curug Nangka bisa dikatakan berada dalam lembah
yang curam dan dibatasi tebing-tebing yang tinggi yang tentunya bila
sewaktu-waktu terjadi air bah akan sangat berbahaya bagi pengunjung karena bisa
dikatakan pengunjung berada di dasar sebuah bejana dengan satu jalan keluar
yang diapit oleh tebing tanah yang cukup tinggi.
Walau
terletak dibagian hilir dari Curug Kawung, Curug Nangka lebih ekspresif disebut
sebagai air terjun. Limpahan airnya sangat deras meskipun di musim kemarau
ditambah lagi dengan lokasi-nya yang cukup tersembunyi menambahkan kesan yang
lebih alami.
Selain
menyajikan objek wisata berupa air terjun, di Curug Nangka banyak sekali
berkeliaran kera-kera liar. Kera-kera ini terkadang cukup berani menghampiri
pengunjung hanya sekedar untuk meminta/mengambil sisa-sisa makanan.
Berbeda
dengan Curug Kawung, lokasi Curug Nangka bisa dikatakan berada dalam lembah
yang curam dan dibatasi tebing-tebing yang tinggi yang tentunya bila
sewaktu-waktu terjadi air bah akan sangat berbahaya bagi pengunjung karena bisa
dikatakan pengunjung berada di dasar sebuah bejana dengan satu jalan keluar
yang diapit oleh tebing tanah yang cukup tinggi.
Curug
Nangka : Monyet-monyet liar yang berada didekat Curug Kawung
Walau
terletak dibagian hilir dari Curug Kawung, Curug Nangka lebih ekspresif disebut
sebagai air terjun. Limpahan airnya sangat deras meskipun di musim kemarau
ditambah lagi dengan lokasi-nya yang cukup tersembunyi menambahkan kesan yang
lebih alami.
Selain
menyajikan objek wisata berupa air terjun, di Curug Nangka banyak sekali
berkeliaran kera-kera liar. Kera-kera ini terkadang cukup berani menghampiri
pengunjung hanya sekedar untuk meminta/mengambil sisa-sisa makanan. Hal ini
tentunya memiliki nilai tersendiri sebagai atraksi tambahan. Sayangnya pada
kunjungan terakhir ke objek ini, penulis tidak menemukan satu ekor kera-pun
yang mau menampakkan diri, mungkinkah disebabkan karena saat itu sepi
pengunjung sehingga sedikit makanan ataukah cuaca yang cukup panas menyebabkan
kera-kera tersebut lebih memilih untuk bernaung/sembunyi diantara belukar
pepohonan.
Tampak
banyak sekali pengunjung yang menghabiskan waktu di objek wisata ini, mulai
dsari kemping, foto-foto, hingga mandi di air terjun yang memang terasa
menyegarkan.
0 komentar:
Posting Komentar