"Sekokoh Patung" -- Canon 1000D | EFS 18-55mm
Definisi foto yang tajam dan jernih pasti berbeda-beda untuk selera setiap orang, namun secara umum gambar yang tajam adalah gambar yang menampilkan detail yang jelas dan kontras yang baik. Setiap pencinta fotografi pasti mendambakan gambar yang tajam dan jernih pada hasil pemotretannya, termasuk saya, pengguna EOS 1000D. Berikut saya tuliskan beberapa poin yang dapat dilakukan dalam memaksimalkan EOS 1000D untuk mendapatkan gambar yang tajam :
1. Menjaga sikap badan saat mengambil gambar
Mengambil gambar dengan cara handheld memang harus hati-hati, tubuh manusia memiliki banyak bagian yang bisa bergerak “sendiri” meski kita tahan, gerakannya memang kecil saja tapi cukup membuat kamera bergoyang saat memotret. Karena itu sikap tubuh sangat penting untuk dikontrol,
- Pasang “kuda-kuda” yang baik saat memotret, cara dan posisinya terserah yang penting nyaman untuk memotret dan membuat tubuh lebih kokoh saat memegang kamera. Biasanya posisi siku yang ditempelkan ke dada bisa membantu mengokohkan pegangan tangan. Kedua kaki terentang sejajar pundak juga bisa dipertimbangkan. Jangan malu-malu untuk melakukan posisi yang agak konyol, jika memang itu yang diperlukan. Untuk soal ini, jangan heran jika pose seorang fotografer saat mengambil gambar justru bisa lebih “heboh “ dari objek yang difotonya.
- Sandarkan badan pada sesuatu yang kokoh, dinding, pagar, batu besar dsb, agar memperkokoh badan saat mengambil gambar.
- Menahan nafas saat menekan tombol shutter, hal ini bisa membantu mengurangi goyangan pada saat tombol shutter ditekan. Lakukan singkat saja, jangan sampai kita kehabisan nafas.
2. Gunakan Tripod
Tripod adalah peralatan penting jika kita ingin mendapatkan ketajaman gambar yang maksimal, sangat banyak berguna dalam mengurangi getaran pada kamera , terutama yang berasal dari getaran tangan, memang tidak selamanya kita bisa menggunakan tripod, tapi saat bisa kita gunakan, pergunakanlah.
"..." -- Canon EOS 1000D | Canon EFS 18-55mm
3. Gunakan self timer atau Cable Release jika ada
Mengatur self timer untuk mengambil gambar bisa mengurangi getaran pada saat menekan tombol shutter, sehalus apapun kita menakan tombol shutter, selalu ada resiko gerakan kecil yang mengurangi ketajaman gambar. Pada EOS 1000D self timer bisa dipilih dengan waktu jeda selama 2 detik atau 10 detik.
Cara lain mengurangi transfer getaran tangan adalah penggunaan Cable release, sebuah alat yang sambungkan pada kamera yang berfungsi mirip remote control untuk melakukan aksi shutter secara eksternal, dengan ini shutter akan bekerja tanpa harus menekan langsung tombol shutter pada kamera. Untuk yang satu ini saya belum pernah mencobanya karena masih belum punya alatnya.
4. Mirror Lock Up
EOS 1000D dilengkapi dengan fasilitas mirror lockup loh. Sebuah fasilitas untuk mengunci gerakan cermin pembidik didalam bodi kamera. Cermin ini akan mengangkat sesaat sebelum proses eksposure dimulai, yang pergerakannya bisa menghasilkan getaran yang tidak diinginkan. Dengan fasilitas ini, mirror bisa kita angkat dan kunci jauh sebelum kita tekan tombol shutter. Sehingga sentakan gerak cermin ini tidak mempengaruhi hasil foto. Tapi kelemahannya, setelah mirror diangkat kita tidak lagi bisa melihat objek foto dari view finder. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan dari menu kamera. Rujuk pada user manual untuk cara mengaktifkannya. Canon EOS 1000D | Canon EFS 18-55mm
5. Seting Aperture : f-stop diset pada posisi “Sweet Spot” Lensa
Setiap lensa punya kekhasan tersendiri dalam memberikan hasil foto. Lensa memiliki “sweet spot” pada Apperture tertentu yang memberikan gambar paling tajam diantara aperture lainnya. Pada lensa kit 1000D (EFS 18-55mm) biasanya berada di range f/8-f/11. Atau 2 sampai 3 stop dibawah aperture maksimalnya.
6. Shutter Speed
Gunakan shutter speed sesingkat mungkin jika bisa, sebagai gambaran bisa menggunakan rumus : 1/focal length. Contoh pada lensa kit 18-55mm, yang di set pada focal length 55mm, shutter speed bisa diatur selama : 1/55 sekon atau 1/60 sekon juga bisa dijadikan pilihan.
7. ISO Speed
Set ISO Speed seminimal mungkin, (ISO 100 pada EOS 1000D). Ubah nilai ISO hanya jika terpaksa, atau saat seting Aperture dan Shutter speed tidak bisa menolong lagi.
8. Akhiri dengan penggunaan Mode RAW Format
Memotret dengan RAW format bisa memberikan keleluasaan pada hasil akhir foto. Dengan mode RAW hasil foto masih terbuka untuk diproses lebih lanjut dengan software Digital Photo Professional bawaan EOS 1000D. Hal ini berguna untuk saya, terutama dalam memperbaiki setingan warna dan ketajaman yang mungkin kurang maksimal saat pengambilan gambar. Dengan mode ini saya bisa fokus pada pengaturan komposisi gambar dan seting eksposure. Warna, kontras, white balance dan sharpness bisa diperbaiki kemudian jika memang dikehendaki.
RAW File -konversi ke JPEG & Resize
Perbaikan image sharpness, warna dan kontras dari RAW File - konversi ke JPG dan resize oleh DPP Software
0 komentar:
Posting Komentar